Feminis Laki-laki

Penulis: Arif Sugeng Widodo

Editor: Ahmad Asroni

Halaman: 139

Dimensi: 15 x 23 cm

Dalam banyak kasus, orang belum dapat membedakan antara gender dan perempuan. Berbagai kegiatan yang melibatkan isu gender di dalamnya sering dimaknai sebagai gender sama dengan perempuan. Sehingga sering kali kalau ada kegiatan yang ada kata gendernya maka kegiatan itu diikuti perempuan semata. Tapi bisa jadi masyarakat tidak sepenuhnya salah dalam menangkap pemahaman terkait gender tersebut, karena sering kali kalau tidak dikatakan umumnya kegiatan keadilan gender dalam programnya memfokuskan peran serta perempuan di dalamnya, sehingga pemahaman yang muncul adalah gender sama dengan keterlibatan perempuan.

Pemahaman yang tidak sepenuhnya salah, tapi memang kurang tepat kalau keadilan gender hanya dipahami diperuntukkan salah satu jenis kelamin saja yaitu perempuan, dan laki-laki sepertinya bukan dari bagian dari keadilan gender tersebut.

Beberapa program terkait gender dibanyak kasus memang meningkatkan partisipasi perempuan dalam ruang-ruang publik. Pelatihan-pelatihan keadilan gender dengan peserta perempuan masif terjadi dimana-mana. Melibatkan perempuan dalam program dan aktif dalam ruang-ruang publik di kerja-kerja keadilan gender tidaklah mudah. Banyak tantangan budaya yang menghambat baik dilingkup domestik maupun publik. Namun proses bertahun-tahun gerakan perempuan dalam mendorong adanya keadilan gender telah banyak menampakkan hasilnya. Isu soal Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT), kekerasan seksual, partisipasi perempuan di ruang-ruang publik baik di pemerintahan, swasta, maupun politik saat ini menjadi isu yang sudah didengarkan bahkan menjadi perhatian serius dalam berbagai kebijakan pemerintah. Kesalahpahaman bahwa gender adalah perempuan masih sering ditemui. Permasalahan terkait gender sepertinya hanyalah masalah perempuan, padahal keterlibatan laki-laki dalam isu keadilan gender ini juga sangatlah penting.

Keadilan gender semestinya memang melibatkan perempuan dan laki-laki, sehingga pemahaman terhadap konsep keadilan gender tersebut bisa sama dan tidak terjadi ketimpangan pengetahuan dan pemahaman terkait isu gender.

Memiskinkan Koruptor: Perspektif Pidana Umum dan Pidana Islam

BUKU BARU

Judul: Memiskinkan Koruptor: Perspektif Pidana Umum dan Pidana Islam

Penulis: Ianatullah Ishomuddin

Dimensi: 15 x 23 cm

Tebal: 214 hlm

 

Deskripsi

Buku ini berangkat dari keresahan akademik yang penulis rasakan terkait fenomena tindak pidana korupsi di Indonesia yang semakin kronis. Kejahatan korupsi sudah selayaknya mendapatkan hukuman yang setimpal dan maksimal agar pelaku dan calon pelaku korupsi menjadi jera dan tidak melakukannya kembali. Untuk itulah, penulis mencoba memberikan suatu celah yang legal agar tujuan tersebut dapat terwujud.

Buku ini merupakan hasil studi pustaka yang mendalam dengan mengkaji berbagai macam undang-undang dan peraturan/regulasi tentang pemberantasan korupsi di Indonesia dan berbagai referensi hukum pidana Islam tentang korupsi. Karya Ishomuddin ini tentunya menjadi bacaan penting bagi siapapun yang berminat pada diskusi tentang penegakan hukum untuk para koruptor.

Membangun Moderasi Beragama Di Sekolah

BUKU BARU

Judul : Membangun Moderasi Beragama Di Sekolah

Penulis: Sekar Ayu Aryani, Mohamad Yusup, Erham Budi Wiranto, Ahmad Asroni, Waston, Siti Fauziyah

Editor: Ahmad Asroni

Dimensi: 15 x 23 cm

Tebal : 112 hlm

 

 

 

Deskripsi

Buku ini hadir sebagai bentuk kontribusi dalam memperkaya khazanah keilmuan di bidang pendidikan, khususnya dalam pengembangan moderasi beragama melalui pendekatan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik (Student Centered Learning).

Moderasi beragama merupakan salah satu pilar penting dalam menjaga keharmonisan dan kedamaian dalam kehidupan bermasyarakat. Dalam konteks pendidikan, moderasi beragama perlu diajarkan dan ditanamkan sejak dini agar peserta didik dapat tumbuh menjadi individu yang memiliki sikap toleransi, menghargai perbedaan, dan mampu berkontribusi dalam membangun masyarakat yang harmonis. Pendidikan yang menanamkan nilai-nilai moderasi beragama tidak hanya berfungsi sebagai transfer of knowledge, tetapi juga sebagai transfer of values yang membawa misi membentuk karakter peserta didik.

Di era globalisasi ini, tantangan yang dihadapi dunia pendidikan semakin kompleks. Arus informasi yang begitu deras, kemajuan teknologi, serta interaksi antarbudaya yang semakin intens membuat pendidikan moderasi beragama menjadi semakin relevan. Kehadiran buku ini diharapkan dapat memberikan kontribusi positif dalam memperkuat pendidikan karakter melalui pendekatan Student Centered Learning (SCL), di mana siswa didorong untuk aktif, kritis, dan mandiri dalam proses pembelajaran.

Buku ini berusaha menggali potensi strategi pembelajaran yang berpusat pada peserta didik dalam mengembangkan moderasi beragama. Kami berharap buku ini dapat menjadi referensi bagi para pendidik, kepala sekolah, dan pemangku kepentingan di bidang pendidikan dalam upaya mengembangkan dan memperkaya model pembelajaran yang adaptif dan inovatif.

 

Buku baru: Islam dan Politik Kebangsaan, Meneladani Pemikiran Politik Islam Ahmad Syafii Maarif

Judul : Islam dan Politik Kebangsaan, Meneladani Pemikiran Politik Islam Ahmad Syafii Maarif

Penulis: Ahmad Asroni

Terbitan: Cetakan Pertama, Januari 2024

Tebal: hlm

Dimensi: 23 x 15 cm

 

Sinopsis Buku:

Buku ini dilatarbelakangi oleh kegelisahaan akademik untuk memahami lebih mendalam tentang pemikiran dan gagasan cendekiawan Muslim terkemuka Indonesia, Buya Syafii Maarif, dalam konteks perdebatan tentang hubungan antara Islam dan negara, serta bagaimana syariat Islam seharusnya diimplementasikan dalam tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara. Buya Syafii Maarif merupakan sosok yang tak hanya dikenal sebagai mantan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah saja, tetapi juga sebagai seorang intelektual dan pemikir Islam terkemuka yang konsisten menyuarakan kesetaraan, keadilan, dan hak kebebasan beragama di Indonesia. Dalam berbagai tulisannya, ia menekankan bahwa Islam dan negara harus berjalan beriringan dalam harmoni, tanpa harus saling mendominasi atau bertentangan. Berbagai pemikiran dan gagasanya menawarkan perspektif yang segar dan relevan dalam menjawab tantangan zaman, terutama terkait isu-isu toleransi, kesetaraan, kebangsaan, dan kebhinekaan di Indonesia.

Buku ini berupaya menghadirkan analisis yang mendalam dan komprehensif terkait pemikiran Buya Syafii Maarif tentang wacana negara Islam dan formalisasi syariat Islam di Indonesia. Dalam pembahasannya, buku ini menelisik bagaimana Buya Syafii Maarif memandang konsep negara Islam bukan sebagai sebuah keharusan, melainkan sebagai salah satu interpretasi dari berbagai kemungkinan sistem kenegaraan yang sejalan dengan prinsip-prinsip universal Islam, seperti keadilan, kesetaraan, dan kemanusiaan. Buya Syafii Maarif menegaskan bahwa esensi Islam adalah nilai-nilai moral dan etika yang seharusnya menjadi pedoman dalam penyelenggaraan negara, bukan simbol-simbol formal semata. Buku ini diharapkan dapat menjadi sumber inspirasi dan rujukan bagi para akademisi, mahasiswa, serta masyarakat umum yang tertarik untuk memahami lebih jauh tentang pemikiran politik Islam yang moderat dan inklusif. Dengan semakin mendalami gagasan Buya Syafii Maarif, diharapkan masyarakat, terutama masyarakat Muslim,  dapat meneladani pemikiran dan kearifan politik Islamnya, terutama pentingnya merawat dan memperkokoh persatuan di tengah keragaman yang ada di Indonesia.

Buku Baru: Agama Dalam Politik Jepang

AGAMA DALAM POLITIK JEPANG

Penulis: Erham Budi Wiranto

Terbit: Desember 2024

Halaman: viii+151

Dimensi: 15 x 23 cm

ISBN: 978-623-10-5796-9

Pemesanan: hubungi admin

Deskripsi:

Politik seringkali sulit dilepaskan dari agama, bahkan seballiknya, sejarah telah mencatat betapa agama telah menjadi kekuatan politik paling dahsyat. Agama dengan segala bentuk tafsirnya bergerak menjadi kekuatan kultural yang melegitimasi politik. Fenomena tersebut menjadi pengalaman Jepang sejak periode klasik hingga modern. Momentum terbesarnya terutama tampak sejak Restorasi Meiji (1868) hingga berkecamuknya Perang Dunia II. Jepang menggunakan Agama Shinto sebagai justifikasi politik yang sangat kuat dengan ambisi menguasai Asia Raya.

Buku ini mengulas dengan apik berbagai konsep agama dan budaya Jepang yang telah digunakan sebagai modal politik sejak era Klasik, kemudian menjelaskan bentuk manifestasinya dalam praktik politik Jepang modern. Karya Erham Budi Wiranto ini layak menjadi bahan bacaan para peminat kajian politik kawasan, studi agama, dan studi budaya.